LPA

Kamis, 22 Desember 2011

Cara Penyelesaian Persamaan Kuadrat


Bentuk umum : ax² + bx + c = 0
x variabel; a,b,c konstanta ; a ¹0
Menyelesaikan persamaan kuadrat berarti mencari harga x yang memenuhi persamaan kudrat (PK) tersebut (disebut akar persamaan kuadrat). Suatu bilangan disebut akar dari suatu persamaan berarti bilangan tersebut memenuhi persamaan.
Andaikan x1dan x2adalah akar-akar persamaan kuadrat, maka x1dan x2dapat ditentukan dengan cara
  • Memfaktorkan
    ax² + bx + c = 0 ® ax² + bx + c = 0 ® a (x + p/a) (x + p/a) = 0
    ®
    x1= – p/a dan x2 = – q/adengan p.q = a.c dan p + q = b
  • Melengkapkan bentuk kuadratpersamaan kuadrat tersebut dibentuk menjadi
    (x + p)² = q² ® x + p = ± q
    x1 = q – p dan x2 = – q – p
  • Rumus ABCax² + bx + c = 0 ® X1,2 = ( [-b ± Ö(b²-4ac)]/2abentuk (b² – 4ac) selanjutnya disebutDISKRIMINAN (D) sehingga
    sehingga X1,2 = (-b ± ÖD)/2a

Sumber : http://ilmumatematika.com

Jumat, 18 November 2011

How To Bring Cheer to Others

Di saat kita sedang mengalami kejenuhan, bosan, suntuk atau bahkan mengalami masalah yang berat, sering kali kita membangun tembok-tembok yang tinggi bertuliskan “DO NOT DISTURB” (Jangan Mengganggu). Tentu saja, teman-teman dan keluarga kita bisa melihat tembok itu dengan jelas, karena tulisan tersebut melekat pada wajah kita. Dan kita juga menjadi pribadi yang tidak mau peduli dengan sekitar kita. “EGP! Tidak peduli! Saya juga sedang ada masalah!” Begitulah pembelaan yang sering kita lontarkan.
“Saya butuh dihibur!” atau “Saya jenuh, tetapi tidak ada yan peduli pada saya!” Pertanyaannya, bagaimana orang bisa mendekati kita di saat kita tetap memperlihatkan duri di punggung kita seperti landak yang siap menyerang? Dengan tembok-tembok yang bertuliskan “Do Not Disturb!”? Melihat wajah kita yang sedang stres, marah, tidak ada senyum, tentu mereka sudah ketakutan atau menjaga jarak.
Seringkali kita menuntut orang-orang untuk mengerti kondisi kita, perhatian dengan kita karena kita terlalu mengasihani diri sendiri (“Saya kan sedang ada masalah, hidup saya susah,” dan sebagainya). Loh, memang yang punya masalah hanya kita sendiri? Semua orang pasti punya masalah.
Dan egoisnya manusia, di saat dia sedang mengalami masalah, di saat dia sedih, dia akan mengatakan, “Bagaimana saya bisa menghibur orang lain, sedangkan diri sayalah yang butuh dihibur?” atau “Bagaimana saya bisa berbagi, sedangkan saya sudah tidak punya apa-apa lagi?”


Beberapa hari yang lalu, saya merasa jenuh dan lelah sekali dengan rutinitas saya. Lalu, saya berpikir untuk me-nonaktifkan BBM saya. Tetapi, saya tidak melakukannya. Saat malam tiba, saya baru saja ingin beristirahat. Tiba-tiba, satu per satu teman saya mengirimkan BBM dan meminta waktu saya untuk mendengarkan curhatan mereka, ada yang merasa kesepian, ada yang merasa jenuh. Saya pun dengan sabar membaca BBM mereka, lalu, menarik nafas dalam-dalam, dan tersenyum, dan membalas BBM mereka dengan memberikan semangat kepada mereka.
Setelah itu, mereka mengucapkan terima kasih atas waktu dan semangat yang saya berikan kepada mereka. Mereka memberikan icon ‘tersenyum’. Saya tidak membantu mereka menyelesaikan masalah, tetapi saya mencoba untuk menghibur mereka, bahwa segalanya akan baik-baik saja. Lalu apa yang terjadi? Saya yang tadinya juga merasa jenuh dan tidak semangat, seolah dikembalikan semangatnya dua kali lipat. Mereka mengucapkan terimakasih berkali-kali. Saya tidak merasa berbuat apa-apa, tidak membantu apa-apa. Saya hanya memberikan waktu untuk mendengarkan mereka. Terkadang, tanpa kita sadari, sekecil apapun yang kita lakukan untuk orang lain, itu sangat berarti bagi mereka.
Mungkin teman-teman juga pernah mengalami hal yang sama dengan pengalaman saya ini. Semoga kita selalu belajar untuk berbagi dalam kondisi apapun, karena apa yang kita bagikan akan dikembalikan kepada kita, bahkan dilipatgandakan.
The best way to cheer yourself is to try to cheer someone else up. – Mark Twain
The unselfish effort to bring cheer to others will be the beginning of a happier life for ourselves. – Helen Keller

Jumat, 11 November 2011

Metode Pembelajaran Bahasa Inggris Untuk SD

Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas sudah menjadi seolah-olah sempit. Interaksi antar manusia dalam wujud tertentu sudah tidak dapat dibatasi oleh ruang dan waktu. Interaksi tersebut salah satunya dalam bentuk komunikasi. Komunikasi melalui media saat ini sudah menjadi suatu budaya. Media yang biasa digunakan adalah media audio, visual dan audio visual.

Perkembangan interaksi antar manusia melalui media semakin maju seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju . Dimana sains memberi kontribusi terbesar bagi perkembangan teknologi media. Media audio, visual dan audio visual menjadi suatu yang tak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia saat ini. Semua media tersebut berbasis pada teknologi informasi. Informasi yang disampaikan melalui media memberi warna baru pada peradaban umat manusia.

Perkembangan mobilitas komunikasi dan informasi yang kian cepat memerlukan kesiapan semua pihak untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi secara lebih efektif. Hal tersebut diperlukan agar kita tidak hanya dimanfaatkan oleh pihak lain tetapi dapat memanfaatkan teknologi informasi tersebut untuk kesejahteraan kita. Pemanfaatan media komunikasi dan informasi tidak terlepas dari penggunaan bahasa. Menguasai bahasa menjadi tuntutan pertama jika kita ingin berkomunikasi dan mendapatkan informasi secara efektif. Bahasa yang saat ini dianggap sebagai bahasa yang dapat digunakan secara luas dan efektif adalah Bahasa Inggris.

Hal tersebut disebabkan oleh karna penduduk dunia sebagian besar sebagai pengguna dan mempunyai kepentingan untuk menggunakan Bahasa Inggris. Apalagi jika dikaitkan dengan globalisasi yang ditandai dengan berkembang pesatnya internet maka penguasaan Bahasa Inggris adalah merupakan suatu keharusan agar kita dapat mengakses informasi dan berkomunikasi secara efektif dan efisien. Selain sebagai bahasa dunia Bahasa Inggris juga digunakan sebagai bahasa dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, teknologi, ekonomi, budaya dan lainnya.

hal tersebut dapat dipetik suatu isyarat bahwa Bahasa Inggris hendaknya sudah dikenalkan pada siswa sejak dini. Pengenalan bahasa semenjak dini dikondisikan sedemikian rupa sehingga ada ketertarikan siswa untuk belajar mengeksplorasi pengalaman sendiri dalam menggunakan bahasa sebagai media perantara pesan yang efektif. Ada dua faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam mempelajari bahasa, yaitu (1) kondisi eksternal dan (2) kondisi internal , Santosa (2005). Kondisi eksternal dan internal seharusnya berjalan secara simultan saling memperkuat keduanya sehingga mencapai hasil penguasaan bahasa yang utuh. Pelaksanaan pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Inggris di SD sudah diperkenalkan sejak adanya ketentuan muatan lokal Mata Pelajaran Bahasa Inggris boleh dikenalkan di SD.

Hal ini sangat penting dipahami oleh seorang pendidik guna dapat memberikan bimbingan belajar yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak, lingkungan sesuai sehingga pola berpikir anak dapat berkembang secara wajar pada tingkat umurnya. Strategi pengelolaan kelas dalam pembelajaran yang menggunakan pendekatan pakem membuat siswa aktif, kreatif serta menyenangkan dapat menambah semangat siswa untuk lebih giat belajar, apalagi guru yang pemegang kendali dalam pembelajaran itu memiliki kharisma seorang guru yang profesional, yang selalu mengedepankan tugas, bertanggung jawab, mampu berinovasi, memiliki dedikasi yang tinggi dalam mencerdaskan anak bangsa.

Pembelajaran Bahasa Inggris pada jenjang pendidikan SD identik dengan mengajari seorang bayi bahasa ibu. Dimana secara umum anak-anak di sekolah dasar belum mengenal Bahasa Inggris . Sehingga hal itu akan berdampak pada pola pengajaran Bahasa Inggris pada tingkat SD yang lebih bersifat pengenalan. Sehingga diusahakan sedapat mungkin agar tercapai apa yang disebut “kesan pertama sangat mengesankan’ yang selanjutnya sebagai motivasi bagi mereka untuk mengeksplorasi khasanah berbahasa inggris pada tataran lebih lanjut. Maka dari itu diperlukan kiat-kiat khusus berupa penerapan metode-metode pembelajaran yang inovatif.

Awalnya pembelajaran Bahasa Inggris di negara asalnya sendiri yaitu Inggris dan beberapa negara pengguna Bahasa Inggris sebagai bahasa nasionalnya seperti Australia, New Zaeland, Kanada dan Amerika Serikat mengajarkan bahasa secara terpisah-pisah. Sejak sekitar tahun 1980-an mulai menerapkan pendekatan whole language pada pembelajaran bahasa ( Routman, 1991). Whole language adalah pendekatan pengajaran bahasa secara utuh tidak terpisah-pisah (Edelsky, 1991 ; Froese, 1990; Goodman, 1986; Weaver , 1992) . Pendekatan whole language didasari oleh paham kontruktifisme yang menyatakan bahwa anak dapat mengkonstruksikan sendiri strutur kognitifnya berdasarkan pengalaman yang didapatkannya melalui peran aktif dalam belajar secara utuh (whole) dan (integrated) terpadu. (Robert, 1996).

Komponen whole language adalah (1) Reading alloud, yaitu kegiatan membaca yang dilakukan guru kepada siswanya. (2) Journal writing yaitu suatu kegiatan menulis jurnal yang memberikan siswa mencurahkan perasaannya tentang kegiatan belajar dan hal ikwal yang ada hubungannya dengan pembelajaran serta sekolah dalam bentuk tulisan. (3) Sustained silent reading, yaitu kegiatan membaca dalam hati. (4) Guided reading, yaitu kegiatan membaca terbimbing, (5) Guded Writing, yaitu kegiatan pembelajaran menulis terbimbing, (6) Independen reading, yaitu kegiatan membaca bebas sesuai bacaan yang siswa gemari. (7) Independent writing yaitu kegiatan menulis bebas sehingga siswa dapat berfikir kritis dalam menganalisa obyek atau hal yang ia tulis.

Kelas yang menerapkan pembelajaran berbasiskan whole language adalah merupakan kelas yang kaya akan barang cetak, seperti buku, majalah, koran, dan buku petunjuk. Di samping itu kelas whole language dilengkapi dengan sudut-sudut yang memungkinkan siswa melakukan kegiatan secara mandiri. Strategi penilaian yang guru dapat lakukan dalam hal ini adalah melalui penilaian proses dan fortofolio.

Dalam pendekatan komunikatif peran guru hanya bersifat memfasilitasi proses komunikasi , partisipan tugas dan teks, menganalisa kebutuhan, konselor dan manajer pembelajaran. Sementara siswa berposisi pada pemberi dan penerima, negosiator, dan interaktor sehingga siswa tidak hanya menguasai bentuk-bentuk bahasa, tetapi bentuk dan maknanya dalam kaitannya dengan konteks pemakaian. Materi yang disajikan dalam peranan sebagai pendukung usaha meningkatkan kemahiran berbahasa dalam tindak komunikasi nyata.

Menurut pendekatan komunikatif metode yang tepat diterapkan dengan uraian teknik seperti yang diuaraikan dalam Santosa, dkk yang dipetik dari Tarigan yang disarikan dari Solchan, dkk. (2001) berikut ini, (1) teknik pelajaran menyimak, (2) teknik pembelajaran berbicara, (3) teknik pembelajaran membaca, (4) teknik pembelajaran menulis. Sementara teknik evaluasi untuk pendekatan ini adalah tes diskrit yaitu tes yang bersifat terpisah antar aspek kebahasaan, tes integratif yaitu tes yang memadukan semua aspek kebahasaan pada suatu tes evaluasi yang bersifat tercampur. Yang terakhir adalah tes pragmatik yaitu kemampuan siswa dalam menggunakan elemen-elemen kebahasaan dalam konteks situasional tertentu sebagai tolak ukurnya.

Beberapa jenis tes pragmatis adalah, dikte, berbicara, parafrase, menjawab pertanyaan, dan teknik rumpang. Pendekatan yang lain yang sering dianjurkan untuk diterapkan adalah pendekatan ketrampilan proses. Dimana pendekatan ketrampilan proses diidentifikasi sebagai pendekatan yang memberi kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk terlibat secara aktif dan kreatif dalam proses pemerolehan bahasa

Sumber : diksia.com

Denah Lokasi Bimbel Dzakiy College


Ini adalah denah lokasi Lembaga Pendidikan "Al-Adzka" Balikpapan (Bimbingan Belajar "Dzakiy College"). Insya Allah, lokasinya dijamin aman dan menyenangkan...

Kamis, 10 November 2011

Cara-Cara Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

Pembelajaran matematika yang baik menuntut penggunaan metode-metode pembelajaran yang bervariasi. Hal ini masuk dalam logika, karena suatu topik matematika, kadang-kadang dapat diajarkan secara lebih baik hanya dengan metode tertentu. Jika guru matematika hanya menggunakan satu jenis metode mengajar, maka akan membuat para siswa menjadi lebih cepat bosan atau jemu terhadap pesan yang disajikan.

Terdapat banyak metode pembelajaran matematika di Sekolah Dasar yang digunakan antara lain :

1. Metode Ekspositori
Metode eksposition sering disebut dengan metode ceramah, guru menjelaskan dan menyampaikan informasi, pesan atau konsep kepada siswa. Langkah-langkah pengajaran eksposition adalah sebagai berikut :
Pertama, guru menuliskan topik, menginformasikan tujuan pembelajaran, menyampaikan dan mengulas materi prasyarat, serta memotivasi siswa.
Kedua, guru menjelaskan dan menyajikan pesan kepada siswa dengan lisan atau tertulis.
Ketiga, guru meminta siswa mengerjakan soal dengan menggunakan konsep yang disampaikan guru.

2. Metode Penemuan
Metode penemuan mendorong siswa memahami sesuatu. Sesuatu tersebut dapat berupa fakta, atau relasi matematika yang masih baru bagi siswa, misalnya pola, sifat-sifat atau rumus tertentu.
Metode penemuan sering memakan waktu lama, karena kegiatan ini mengembangkan konsep maupun ketrampilan matematika dan kaitannya dengan pemecahan masalah maupun ketrampilan matematika dan kaitannya dengan pemecahan masalah.

3. Metode Laboratori
Metode laboratori merupakan metode mengajar yang orientasi kegiatannya didasarkan atas percobaan dan penyelidikan dengan objek-objek fisik.
Siswa melakukan penyelidikan individual, berpasangan atau berkelompok dengan menggunakan benda-benda yang dapat dimanipulasi.
Dalam pembelajaran matematika, juga dapat menggunakan berbagai macam teori belajar salah satu diantaranya adalah teori belajar J.S Bruner.
Dalam teorinya Bruner mengungkapkan 3 tahapan belajar yaitu :
1. Tahap Enactive
Siswa belajar konsep matematika dengan memanipulasi benda-benda (objek) kongkret secara langsung.
2. Tahap Iconik (Pictorial)
Siswa memahami konsep matematika yang bersifat abstrak itu dengan bantuan model-model semi kongkret berupa gambar atau grafik, tabel, bagan peta dan lain sebagainya.
3. Tahap Symbolic
Siswa belajar konsep dan operasi matematika langsung dengan kata-kata atau simbol-simbol tanpa bantuan objek konkret maupun model semi kongkret.
Pada pengerjaan hitung bilangan campuran konsep yang disajikan harus cara lisan dan verbal, dan ini sesuai dengan pengajaran dengan menggunakan metode ekspositori. Walaupun metode pembelajaran ini terarah dari guru, namun proses dan hasil pembelajarannya dalam pengerjaan hitung bilangan campuran akan lebih efektif.
Bilangan campuran itu sendiri adalah bilangan bulat yang dalam penghitungannya terdapat berbagai unsur tanda hitung. Misalnya : (24 x 10) : 18 – 10 = ....

Dalam pengerjaan bilangan campuran sangat diperlukan konsep-konsep yang terarah. Pada tahap penanaman konsep biasanya guru menggunakan berbagai macam teknik.

Didalam metode ekspositori guru menggunakan teknik aturan yang merupakan proses mengajar dimana guru mengemukakan aturan-aturan, hukum, prosedur atau rumus tertentu untuk diikuti siswa. Teknik ini hampir sama dengan teknik definisi dan contoh. Teknik kedua yang digunakan adalah teknik analisis yang merupakan suatu proses mengajar dimana guru berusaha memilah-milah atau menguraikan suatu konmsep kedalam langkah-langkah tertentu.

Sumber : www.sekolahdasar.net

Rabu, 09 November 2011

Tumbuhkan Motivasi Belajar

Pada pembelajaran matematika seringkali siswa merasa kesulitan memahami pelajaran yang diberikan guru, kurang motivasi untuk mengikuti pelajaran bahkan menjadi matematika sebagai mata pelajaran yang paling menakutkan bagi mereka. Hal ini terjadi karena sampai saat ini masih banyak guru menggunakan metode pembelajaran yang disebut metode konvensional, yaitu guru membacakan atau memberikan bahan yang di siapkannya sedangkan siswa mendengarkan, mencatat dengan teliti dan mencoba menyelesaikan soal sebagai mana yang di contohkan oleh guru.
Hal tersebut menjadi pasif, dalam pembelajaran matematika seharusnya siswa haruslah aktif belajar sehingga mempunyai kemampuan untuk mengembangkan kreatifitasnya serta lebih dapat memahami pelajaran dan terampil dalammenyelesaikan permasalahan matematika, oleh sebab itu guru hendaknya mampu memilih dan menerapkan model pembelajaran yang mampumerangsang siswa lebih aktif dalam belajar serta meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami siswa dalam memahami pelajaran dan Selama ini kebanyakan para guru menganggap tinggi rendahnya motivasi belajar telaletak pada murid sendiri. Oleh sebab itu siswa sendirilah yang dapat meningkatkan motivasi belajarnya, namun sesungguhnya guru juga dapat meningkatkan motivasi belajar pada siswa.
Untuk meningkatakan motifasi pada siswa guru seharusnya merancang lingkungan belajar yang kondusif seperti mengunakan metode pembelajaran melalui proyek,pembelajaran berabasis masalah, discovery learning, collaboratif dan cooperatif learning dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Untuk kegiatan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa seperti debat,penyejian hasil kerja kelompok, membuat makalah, membuat catatan harian, atau catatan yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

Keller (1983) mengembangkan prinsip moivasi yang di sebut model ARCS

1.Atention (perhatian)
Untuk memancing perhatian siswa, guru dapat mengemukakan hal – hal yang baru, aneh (ganjil), kontradiktif sehingga dapat menumbuhkan perhatian siswa pada gurunya.

2.Relevance, (relevansi)
Suatu upaya menghubungkan materi pelajaran dengan kondisi nyata dan kebutuhan siswa, untuk itu guru perlu menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin d capai serta manafaat pengetahuan atau ketarampilan bagi kehidupan siswa.

3. Convidence,( kepercayaan diri)
Memiliki kepercayaan akan kemampuan dan potensi merupakan syarat penting untuk mengembangkan sikap positif terhadap belajar,

4. Statisfaction (kepuasan)
Keberhasilan akan menimbulkan kepuasan, maka agar siswa memperoleh kepuasan belajar maka haragailah keberhasilanya, semisal dengan pujian maupun hadiah

Sumber : edukasiana.com

Tips Motivasi Anak dalam Belajar

Dalam setiap pribadi diri seseorang, kelompok, maupun golongan pastinya selalu membutuhkan motivasi, karena dengan motivasi inilah sebagai pendorong semangat dan tenaga untuk bergerak. Pada kesempatan kali ini kita membahas tips motivasi anak dalam belajar, yang sama juga dibutuhkan oleh setiap anak untuk menjadi lebih giat dalam belajar dan berinovasi untuk menghasilkan karya yang positif sesuai dengan cita-cita yang diharapkan sejak kecil.

Tips motivasi anak dalam belajar sebagai berikut, diantaranya adalah:

1. Menetapkan Visi dan Misi

Bahwa setiap anak diwajibkan memiliki visi yang jelas terhadap apa yang ingin diraihnya seperti, Tujuan belajar? Harapan pada jenjang pendidikan selanjutnya? Dan seterusnya pada sampai kesimpulan bahwa proses pendidikan yang dijalani sangatlah penting bagi dirinya dan dilaksanakan dan diselesaikan dengan sungguh-sungguh.

2. Belajar Menjadi Kebutuhan

Menjadikan belajar sebagai kebutuhan pokok sebagai aktivitas yang menyenangkan untuk dinikmati dilakukan dengan ikhlas tanpa paksaan karena sudah menjadi kebutuhan diri sebagai jembatan dalam menggapai cita-cita dan prestasi yang telah diharapkan.

3. Fokus Dalam Belajar

Bahwa hanya dengan focus konsesntrasi akan menjadikan anak lebih tajam dalam menyelesaikan setiap materi pelajaran yang dipelajari bahkan dalam menyelesaikan semua soal materi ujian setiap materi pelajaran, tentunya dengan disiplin dan dedikasi yang tinggi.

4. Tidak Ada Kata Menyerah

Keberhasilan dan kesuksesan akan datang pada siapa saja yang tidak takut akan kegagalan. Walaupun terkadang setiap orang pastinya pernah mengalami kegagalan, dan tetap semangat untuk bangkit meraih kesuksesan yang diharapkan.

5. Waktu dan Kesabaran

Adalah keteguhan hati, jujur, kesabaran dan tentunya kerja keras berusaha dengan sungguh-sungguh tanpa ada kata menyerah merupakan jurus menuju kesuksesan. Karena semua yang telah dan akan diraih pastinya tidak sekejap dan perlu proses yang panjang untuk meraihnya bahkan terkadang harus mengulang berkali-kali baru bisa berhasil. Kunci jawaban dari segala proses motivasi pendidikan anak adalah memberikan pengulangan belajar dibarengi dengan dorongan motivasi pada anak, karena motivasi belajar sangatlah penting dalam mendukung kesuksesan anak.

Sumber: yangpenting.com

Selasa, 08 November 2011

Merosotnya Peringkat Kualitas Hidup

MEROSOTNYA peringkat kualitas hidup penduduk Indonesia menunjukkan ada yang salah dalam pengelolaan negeri ini. Setidaknya kita kalah cepat dibanding kemajuan negara lain, termasuk negara tetangga. Padahal anggaran pendidikan dan kesehatan telah dinaikkan berkali lipat. Penggunaan anggaran yang kurang efektif dan merajalelanya korupsi membuat lamban perbaikan kualitas hidup rakyat.
Dalam daftar indeks pembangunan manusia terbaru yang dilansir United Nations Development Program (UNDP), Indonesia berada pada peringkat ke-124 di antara 187 negara yang disurvei. Ini berarti merosot dari posisi tahun lalu, yang berada di urutan ke-108 dari total 169 negara.
Indonesia kedodoran dibanding negara-negara ASEAN lainnya. Negeri ini hanya menempati urutan keenam di bawah negara tetangga, seperti Singapura, yang berada di posisi ke-26, Brunei (ke-33), Malaysia (ke-61), Thailand (ke-103), dan Filipina (ke-112). Posisi negara kita hanya lebih baik ketimbang Laos, Kamboja, dan Myanmar, yang perekonomiannya jauh tertinggal.
Kenyataan itu jelas memprihatinkan. Sebab, Human Development Index, yang dikembangkan oleh pemenang Nobel asal India, Amartya Sen, dan ekonom Pakistan, Mahbub ul-Haq, mengukur sejauh mana pembangunan ekonomi bermanfaat bagi kemajuan manusianya. Karena itulah, indeks ini tidak hanya didasarkan pada pengukuran standar hidup seperti biasa digambarkan dengan indikator pendapatan per kapita, tapi juga pada pencapaian tingkat pendidikan dan kesehatan masyarakat.
Secara umum harus diakui, tren indeks pembangunan manusia Indonesia terus membaik selama tiga dekade terakhir. Namun peringkat yang merosot menunjukkan laju perbaikan di negara-negara lain berjalan lebih cepat. Perhatian khususnya perlu diarahkan pada indikator pendidikan. Dalam laporan itu disebutkan, lama bersekolah penduduk Indonesia rata-rata hanya 5,8 tahun. Ini sungguh ironis, mengingat anggaran pendidikan telah dinaikkan dua kali lipat menjadi seperlima dari total belanja negara. Nilainya tahun ini mencapai lebih dari Rp 270 triliun.
Realitas menunjukkan anggaran yang segunung itu kerap diselewengkan sehingga tidak semuanya dinikmati masyarakat. Sungguh banyak kasus korupsi yang terjadi dalam penggunaan anggaran pendidikan. Tak jarang pula, dana itu tersalurkan secara penuh namun tidak tepat sasaran. Akibatnya, hingga kini banyak rakyat masih kesulitan mengenyam pendidikan gratis seperti dicanangkan pemerintah.
Jika bangsa ini ingin maju, petiklah pelajaran dari Cina. Negeri Panda itu kini berjaya karena sejak lama membangun sumber daya manusianya. Pada 1870, tingkat melek huruf penduduk dewasa di Cina mencapai 21 persen, jauh di atas Asia Selatan dan Afrika (masing-masing 3 persen), juga Amerika Latin (15 persen). Dua dekade silam, lama bersekolah penduduk Cina pun sudah mencapai 5,2 tahun, lebih tinggi daripada India (3,7 tahun) atau negara berkembang Asia lainnya (3,5 tahun).
Dengan bermodalkan manusia unggul, ditambah sikap tegas pemerintahnya terhadap kejahatan korupsi, Cina melaju kencang. Negara yang di masa lalu pendapatan per kapitanya masih setara dengan Bangladesh, India, Pakistan, dan Vietnam, serta lebih miskin dari Indonesia, Filipina , dan Thailand, itu kini menjelma menjadi raksasa ekonomi dunia.

Sumber : tempointeraktif.com

Gambar


Suasana proses belajar di Bimbingan Belajar "Dzakiy College"

Senin, 07 November 2011

Profil

Lembaga pendidikan “Al-Adzka” Balikpapan adalah merupakan lembaga yang bergerak dalam bidang pendidikan, dengan harapan lembaga ini bisa menjadi sarana mencerdaskan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta Sumber Daya Manusia (SDM) melalui usaha-usaha yang teratur, terencana dan berkesinambungan.



Visi
Berikhtiar secara maksimal mewujudkan suatu lembaga pendidikan yang modern, sistemik dan visioner.

Misi dan Tujuan
Mewujudkan lembaga pendidikan yang berkarakter dengan komitmen kualitas Sumber Daya Manusia yang unggul, baik dalam aspek keilmuan, kepribadian, keterampilan hidup dan kepekaan sosial menuju terwujudnya masyarakat Indonesia yang sejahtera.

Prinsip Pendidikan
-          Fun Education Community (Lingkungan Pendidikan yang menyenangkan)
-          Enjoy Learning (Belajar Menyenangkan)

Standar Disiplin Siswa
-          Disiplin kegiatan, semua siswa harus mengikuti kegiatan belajar yang dijadwalkan
-          Disiplin waktu, semua siswa harus tepat waktu dalam melakukan aktivitas diri dan kegiatan yang telah ditetapkan
-          Disiplin perilaku, semua siswa harus berperilaku dan bertindak tutur yang terpuji

Strategi Pengelolaan dan Pengembangan Lembaga
1.  Memanfaatkan desain rencana pengelolaan dan pengembangan lembaga pendidikan dan pengabdian sosial yang komprehensif, akuntabel, dan visioner.
2.  Mempersiapkan tenaga profesional dan terlatih yang terikat dalam satu tekad dan komitmen dalam mewujudkan visi dan misi lembaga.
3.  Mempersiapkan sarana dan prasarana yang memadai dan memenuhi standar penyelenggaraan pendidikan sederhana, namun modern dan sistemik.
4.  Mempersiapkan sumber-sumber pendanaan dari potensi internal maupun dari pihak-pihak lain yang peduli dan komitmen terhadap pendidikan.
5.  Mengembangkan kesamaan pikiran, visi, dan tekad dengan terus menerus menjalin komunikasi, silaturahmi dan kekeluargaan.
6.  Bekerjasama dengan orang tua dan masyarakat serta seluruh komponen pendidikan lainnya untuk mengupayakan hasil pendidikan yang efektif.
7.  Selalu melakukan inovasi dalam mengembangkan pendidikan sehingga  LEMBAGA PENDIDIKAN ”AL-ADZKA” BALIKPAPAN akan selalu up to date di tengah-tengah masyarakat.